Semenjak sosialisasi program pertukaan pemuda antar negara (PPAN) 2011 dibuka, saya turut bantu sosialisasi terutama via blog dan jalur pertemanan. Tidak sedikit pula dari daaerah yang lain yang mengirim sms ke nomor saya untuk bertanya informasi. Tidak masalah bagi saya. Sejauh ini saya dengan senang hati membantu. Ada beberapa catatan kecil yang terekam dari interaksi mereka ke saya.
- Hana kom, hana lam
Yang orang Aceh pasti ngerti. Maksudnya, sms yang too straight to the point. Tanpa ada perkenalan/pembukaan sedikit pun.
Contoh: Mbak, saya mau ikut daftar pertukaran mahasiswa. Caranya bagaimana ya?
Hehe…saya ga kenal nomornya, tidak memperkenalkan diri dan daerahnya dulu, bahkan langsung nembak nanya. Bagaimana kalau ternyata dia salah sms?
Pelajaran moral: jika kamu mau mengsms orang yang belum kenal sebelumnya, isi sms pertama sebutkan identitas dan tujuan. Jika direspon, baru menuju ke inti pembicaraan. Jangan sampai sudah berbalas-balas sms, tapi dianggap sebagai unidentified person.
2. Ngeyel
Contoh: (sms 1) jadi kontak personnya siapa mbak? sudah dibalas lalu (sms 2) mbak febi pj sumatera kan? Ada nomor kontak lain selain mas ini?
Hoho, ini tipikal pantang menyerah. Namun, bayangkan jika orang yang Anda sms itu belum anda kenal baik, bisa jadi dia merasa terganggu dengan isi sms yang hampir sama dan kemudian tidak mau membalas lagi. Jadi rugi sendirikan?
3. Langsung telepon
Terkadang bagus karena memudahkan komunikasi. Namun, sekali lagi, untuk orang yang baru Anda tahu ada baiknya mengsms sebelumnya apakah boleh menelpon pada saat itu? Mana tahu orang tersebut sedang menyetir kendaraan, dalam acara formal penting, ujian, dll.
4. Tulisan SMS yang memusingkan
Entahlah karena saya dari generasi lama yang awam dengan tulisan-tulisan alay. Walaupun tingkat tulisan alaynya masih standar tapi tetap saja otak ini butuh beberapa detik untuk menerjemahkan maksud smsnya :-).
Mudah-mudahan bermanfaat, sekaligus mengingatkan diri saya sendiri tentang pentingnya etiket berkomunikasi.