Alhamdulillah, Sabtu 25 Agustus 2012 menjadi hari yang penuh rahmat. Seharian boleh dibilang, saya silaturahim terus di 2 kota yang berbeda. Bukan hanya kental dengan suasana Idul Fitri, tetapi juga atas nama “sensasi sebuah pengalaman”. Tiket Schoeneswochende (akhir pekan), 2 kota yang cantik, undangan Grillparty dan secangkir persaudaraan yang hangat. Sempurna, bukan?
Atas nama “Asupan Ruhani”
Awalnya tak ada niat ke Duisburg. Tapi keputusan untuk ke sana berlangsung sangat singkat. Kurang dari 30 menit saja. Bermula dari kunjungan Hesty, teman ITB 2004 yang kini menempuh studi doktoral di Bochum, ke asrama CDC Dortmund. Ia bermaksud menjemput Rachmi, yang juga calon penghuni Bochum, ke kajian Muslimah Ruhr. Berhubung nanti sore ada agenda di Köln, tak ada salahnya tiket akhir pekan dipakai untuk 2 kota sekaligus. Saya pun segera bergegas. Maklum, sudah lama tidak mengkhususkan diri hadir ke pengajian, karena hidup nomaden dalam setahun terakhir 😦
Kajian bulanan ini rutin dilaksanakan oleh komunitas Muslimah Indonesia yang berdiam di daerah Ruhr (Dortmund, Bochum, Dusseldorf, dll). Lokasinya di rumah salah satu keluarga Indonesia di Duisburg, tepatnya kediaman keluarga Bu Nuning. Butuh 1 jam dari Dortmund menuju ke lokasi. Setiba di sana, acara sudah dimulai dengan tilawah. Masing-masing secara bergiliran membaca surat Al-Ma’un. Saya taksir sekitar 30 orang lebih hadir. Materi taklimkali ini ialah tentang silaturrahim dan hubungan sesama manusia. Selaku pemateri adalah Mbak Marina, mahasiswa Statistik di TU Dortmund. Beliau menyampaikan pentingnya memaafkan kesalahan, menyambung hubungan silaturrahim sesama muslim. Dilanjutkan dengan sesi diskusi yang sangat hangat.
Bagaimana tidak hangat, jika ibu-ibu semua bersemangat mengajukan pertanyaan dan saling menimpali? Seru dan ramai sekali 🙂 Antusiasme itu saya nilai positif, karena banyak kasus yang sering terjadi dalam kehidapan sehari-hari dibahas di pengajian dengan pendekatan Islam. Seperti bagaimana memaafkan seseorang di masa silam, bagaimana mengkritik akhlak buruk saudara yang lebih tua usianya, dll. Alhasil jam 13 pengajian usai dan ditutup secara resmi dengan foto bersama.
Kajian Muslimah Ruhr (doc. NH Susanty, 2012)
Ohya, tak disangka saya bertemu dengan alumni ITB juga, teh Ine BI angk.95. Beliau salah satu pengrus pengajian ini. Ada juga Zata ITS06 yang ada mutual friend dengan adik kelas di Tambang, Kak Mela asal Lhokseumawe, mbak-mbak, teteh-teteh, ibu-ibu, tante-tante yang baik, cantik,dan ramah. Senang rasanya punya keluarga baru…
Laiknya acara ngumpul ala Indonesia, tak lengkap rasanya jika tanpa acara makan bersama. Alhamdulillah, kue, buah segar, lontong, soto, nasi buriani siap tersaji. Asli, cita rasa Indonesia. Sesuatu banget ya di siang yang rintik-rintik 🙂
Terpesona di Köln
Saatnya melanjutkan hari. Sesuai agenda, saya akan ke Köln guna menghadiri acara Halal bil halal mahasiswa Aceh NRW. Atas undangan Kak Nova, kami ber-7 penerima beasiswa asal Aceh mensambangi salah satu kota tua di NRW. Kali ini temanya Grillparty alias barbeque. Cocok sekali diadakan di Sommer karena alam yang bersahabat dan cuaca yang mendukung untuk beraktifitas di luar rumah. Berhubungan baru pertama kali ke Köln, ada rasa semangat penjelajahan muncul 🙂
Dan memang benar. Setiba di Köln Hbf jam 16, saya menyadari arus manusianya sangat ramai. Hilir mudik, jangan sampai meleng karena nanti saya bisa berpisah dari rekan-rekan mahasiswa Aceh. Pengumuman di stasiunpun dalam 3 bahasa, yaitu Jerman, Inggris dan Perancis. Wajar saja, toh ini kota besar. Begitu keluar dari stasiun, bangunan klasik abad pertengahan hadir di depan mata. Dom!
Dom (doc. Umam, 2012)
Butuh setengah jam untuk mencari dimana posisi stasiun U-Bahn (kereta bawah tanah). Ternyata stasiun untuk arah yang kami tuju, ada di luar Hbf. Maklum, masih cupu untuk soal transportasi di kota besar :P. Kami butuh 2 kali ganti kereta untuk tiba di lokasi. Saat berada di halte, kami berkenalan dengan sekitar 7 orang, rombongan peserta seminar asa UGM. Lucunya, saat menunggu masing-masing langsung punya insting bahwa kami dan mereka adalah orang Indonesia 🙂
Es ist Rhein!
Setelah turun dari kereta, kami harus melanjutkan lagi perjalanan dengan berjalan kaki. Begitu tampak pemandangan sungai, jembatan, sisi tepi sungai, rerumputan dan aktivitas orang-orang, sontak kami melangkah dengan semangat. Pemandangannya indah dan damai. Ternyata kami sudah berada di dekat Hafen Köln Deutz dan di tepi sungai Rhein…Pantas saja lokasinya sangat difavoritkan untuk refreshing. Ada yang pesta barbeque, olah raga, jalan-jalan, main layangan, hingga sesi pemotretan wedding 🙂
Tepi Sungai Rhein (doc. Umam, 2012)
Anak-anak IMAN sudah berkumpul dan mulai menset pemanggangan. Butuh waktu 30 menit lebih untuk membuat “arang”nya menyala. Sebenarnya bukan arang dari kelapa, tapi sejenis batubara khusus untuk grillen. Karena sistemnya potluck, maka masing-masing mengeluarkan bahan. Ada yang bawa jus, keripik, daging ayam, daging sapi, saus, roti, paprika, dll.
Trio “3 seribu” (Doc. Marlina, 2012)
Selagi para lelaki menyiapkan perapian, saya dan beberapa teman mengobrol ringan plus ngemil. Salah satu tema pembicaraan kami yaitu tentang adaptasi kuliah dan manajemen waktu di Jerman. Ceile, gaya kali pun :). Selaku narasumber Kak Nova. Dari beliau, kami mendapatkan petuah antara lain: jangan menunda buat tugas, tetap gaul 🙂
Matahari bersinar cerah, angin sesekali menyapu dingin. Sensasinya sungguh berbeda. Saat berwudhu dari air sungai, lalu shalat Ashar di alam terbuka. Di tepi Rhein pula. Subhanallah…Tak lupa saya tetap jepret sana-sini buat reportase live via BBM kepada kakanda Reza Kamilin tersayang, yang walau jauh di mata tetap dekat di hati 🙂
Bergantian dengan Ai, Mira, saya ikut memanggang ayam, daging steak dan sosis. Tapi diakhir saya mencoba berkreasi dengan sate ceria. Ada kombinasi sosis, paprika, jamur dan bawang bombay. Ceria kan?
Panggang Sate Ceria (Doc. Marlina, 2012)
Beres panggang tahap I, saatnya makan bersama. Steak di dalam brotchen (roti) dan menu lainnya. Yup, namanya juga grillen, ya minus nasi, banyak daging 🙂
Menu Utama (doc. Marlina, 2012)
Enak ya? Apalagi sate cerianya 🙂 Suasana kebersamaannya sangat terasa. Tak hanya kami yang mahasiswa, tapi ikut serta satu keluarga Aceh yang sudah lama menentap di Cologne dan 2 rekan Aceh dari Belanda. Kawan baru lagi, kelurga baru lagi.
Gute Apetit (doc. Marlina, 2012)
Hidup Silaturrahim! Hidup NRW! (doc. Marlina, 2012)
Akhir pekan yang menyenangkan 🙂 ! Terima kasih semuanya…
Senja di Rhein (doc. Marlina, 2012)